Kulit bayi cenderung rentan terhadap
gangguan, baik bayi Bunda punya sejarah alergi maupun tidak. Gejala yang
cukup sering muncul adalah kemerahan pada kulitnya. Untuk mengatasi
kemerahan pada kulit anak, sebelumnya Bunda perlu mengenali dulu
jenis-jenis dan penyebabnya.
Ada yang disebabkan oleh alergi susu.
Misalnya Bunda mengonsumsi susu dengan kadar pH tinggi, kemudian si
kecil mengonsumsi ASI Bunda, ini bisa menyebabkan kemerahan pada daerah
duburnya. Jadi, pastikan bahwa susu yang Bunda pilih tak hanya cocok
untuk Bunda, tapi juga cocok untuk sang buah hati.
Selain itu, ada pula kemerahan pada
kulit anak yang disebabkan oleh iritan seperti keringat. Pori-pori kulit
anak yang tersumbat menyebabkan kelembapan, ditambah lagi dengan
gesekan-gesekan seperti dari baju, terjadilah peradangan pada permukaan
kulit. Karena itu, jaga agar kulit si kecil senantiasa bersih dan
hati-hatilah dalam menggunakan produk perawatan bayi. Selain itu,
pastikan ukuran baju si kecil tidak terlalu pas agar ada ruang bernapas
untuk kulitnya. Pilih juga pakaian berbahan nyaman agar ia lebih leluasa
untuk bergerak.
Kemudian, kemerahan pada kulit anak
juga bisa disebabkan oleh penyakit seperti roseola infantum. Penyakit
ini sering menyerang anak berusia di bawah dua tahun dan tak jarang
membuat panik. Banyak yang keliru mengiranya sebagai campak atau demam
berdarah karena terjadi bersamaan dengan demam. Padahal, Bunda bisa
membedakannya dari gejala yang muncul.
Pada penyakit campak, bintik merah
muncul ketika demam sedang memuncak, biasanya pada hari keempat atau
kelima. Adapun bintik pada penyakit ini baru muncul setelah demam
mereda, biasanya hari kedua atau ketiga. Selain gangguan pada kulit,
kemerahan pada kulit anak yang disebabkan oleh virus ini tidak
menyebabkan gangguan yang berarti. Biasanya kemerahan ini akan hilang
dengan sendirinya, jadi Bunda tak perlu memberi obat bagi si kecil.
Pada penyakit demam berdarah, kemerahan
juga biasanya baru muncul begitu demam menurun. Bedanya, anak yang
terkena demam berdarah tubuhnya akan lemah dan menunjukkan gejala-gejala
sakit, sedangkan anak dengan roseola infantum justru akan semakin aktif
karena tubuhnya sedang dalam proses penyembuhan. Bunda cukup pastikan
bahwa asupan untuknya tetap terpenuhi agar ia bisa kembali sehat seperti
sedia kala.