el penting tersebut.
1. Diet pengaruhi kualitas sperma
Sebuah penelitian menyebutkan kalau nutrisi yang dikonsumsi pria mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma mereka. Di dalam penelitian pada sebuah tikus laboratorium, peneliti menemukan DHA ternyata penting bagi pembentukan sperma.
Bagi pria yang berusia lebih tua, diet kaya antioksidan atau konsumsi multivitamin lebih disarankan. Sebab penelitian lain mengungkapkan bahwa pria di atas 44 tahun yang menjalani diet sehat mengalami kerusakan DNA sperma sebanyak 20 persen lebih sedikit.
Selain DHA, nutrisi yang membuat kualitas sperma meningkat adalah zinc, vitamin E, dan folat. Demikian menurut penelitian dalam jurnal Fertility and Sterility.
2. Bentuk sperma lucu
Sperma yang sehat memiliki satu kepala oval dengan ekor yang agak panjang. Namun ternyata satu dari tiga pria ternyata memiliki bentuk sperma yang normal, lainnya terlihat lucu.
Cacat pada sperma juga bisa terjadi, yaitu keanehan pada bagian kepala, leher, atau ekor, atau kombinasi semuanya. Misalnya sperma dengan kepala ganda, terlalu kecil atau besar, leher bengkok atau tipis, ekor bengkok atau menggulung, dan lainnya. Morfologi sperma ini pun masih tetap diperdebatkan sampai sekarang, demikian menurut Niederberger dari University of Illinois.
3. Sperma hewan
Manusia mungkin memiliki bentuk sperma yang aneh, namun ternyata ada yang bisa mengalahkan ketidaknormalan itu. Adalah sperma kumbang yang cenderung suka berenang berpasangan. Mereka juga tidak segera mendekati saluran reproduksi wanita, tetapi berkelompok dan bahkan membentuk rantai panjang.
Peneliti kemudian menemukan bahwa penyebab hal itu adalah ketidakmampuan sperma untuk berenang dengan normal. Bahkan hanya ada 0.1 persen sperma yang dianggap perenang cepat.
4. Penemu sperma
Keberadaan sperma tidak begitu dipahami sampai tahun 1677. Saat itu, pria asal Belanda bernama Antony van Leeuwenhoek melaporkan ia menemukan sesuatu yang mirip belut dari sampel sperma miliknya di bawah mikroskop.
"Tubuhnya bundar, tetapi tumpul pada bagian depan dan dilengkapi dengan ekor yang panjang dan tipis," tulis Leeuwenhoek dalam laporannya
5. Kesalahpahaman tentang sperma
Leeuwenhoek mungkin telah menemukan sperma dalam cairan mani pria. Tetapi ia tidak paham cara kerjanya untuk membuahi sel telur. Bahkan proses pembuahan tidak terkuak prosesnya hingga tahun 1879.
Pada tahun 19600-an, peneliti percaya bahwa manusia datang dengan cara meringkuk dalam bentuk miniatur di dalam sel telur atau sperma. Disebut sebagai tim Spermists, mereka berpendapat bahwa wanita hanya merupakan inkubator untuk benih bayi yang dibawa laki-laki.
6. Perenang kuat
Sperma adalah perenang kecil yang kuat. Tetapi mereka tetap membutuhkan bantuan untuk bisa menembus sel telur. Semburan hormon progesteron wanita yang diproduksi mendorong sperma untuk menggoyangkan ekornya. Sehingga sperma mampu berhasil melewati membran pelindung sel telur.
Di dalam jurnal Nature, peneliti tepatnya menjelaskan bahwa ada protein tertentu dalam sperma yang bertanggung jawab menerima sinyal hormonal tersebut.
7. Pria macho dan sperma mereka
Para wanita cenderung tertarik dengan pria macho bersuara berat. Tetapi sebuah penelitian dalam jurnal PLoS ONE menemukan fakta bahwa pria macho sebenarnya tidak memiliki kualitas sperma yang lebih baik daripada pria biasa.
Bahkan rupanya pria bersuara berat memiliki konsentrasi sperma yang lebih rendah. Ada kemungkinan bahwa suara berat mengirimkan sinyal pada bagian bawah tulang belakang terkait dengan kadar testosteron. Namun, kadar testosteron yang berlebihan justru menghambat produksi sperma.