8 Cara Cerdas Memanjakan Anak

Penelitian menyebutkan bahwa, memanjakan bayi akan membuat bayi lebih cerdas dan pintar. Hasil penelitian Por. Darcia Narvaes dan tim dari Fakultas Psikologi Universitas Notre Dame Amerika Serikat menyebutkan bahwa, dengan memanjakan bayi secara tepat, maka potensi perkembangan otaknya akan lebih baik, sehingga ia tumbuh lebih cerdas. Nah 8 cara memanjakan bayi yang akan membuat bayi cerdas adalah sebagai berikut :

1. Menggendong.
Banyak sekali manfaat dari kebiasaan menggendong bayi, diantaranya adalah :
-       Bayi merasa aman, nyaman, terlindungi, merasa disayangi, dekat dan lainnya. Dan tidak mengherankan ketika bayi menangis karena kesepian, ketakutan, kaget ataupun penyebab lain, dia akan berhenti menangis ketika dia digendong.
-      Banyak hal dapat dilakukan oleh orang tua ketika menggendong bayi, diantaranya adalah bayi diajak komunikasi, bermain, dikenalkan dengan hal baru, melihat ekspresi wajah dan lain sebagainya.
-      Bagi bayi yang sering digendong maka akan lebih banyak mengenal lingkungan sekitarnya.  Karena biasanya bayi akan digendong ke dapur, ruang tengah, teras, halaman, taman perumahan dan lainnya.  Jika tidak sering digendong, maka bayi hanya akan melihat langit-langit kamar atau gantunganan di boks bayi.  Dengan melihat beragam lingkungannya, maka wawasan anak akan lebih meningkat
-       Bayi yang sedang digendong dapat mendukung pemberian ASI ekslusif. Di samping selalu berdekatan, jalinan kedekatan dengan ibunya juga terus bertambah.  Demikian juga dengan rasa sayang dan perhatian, hal tersebut akan membuat ibu semakin keras berusaha memberikan sesuatu yang terbaik bagi anaknya yakni ASI eksklusif.
-       Walaupun menggendong mempunyai dampak positif, tetapi jangan lupa juga berikan kesempatan bagi bayi untuk mengangkat kepala, berguling, tengkurap, duduk dan berjalan.  Lakukan hal tersebut sesuai dengan umur dan kemampuan bayi. Orang tua mempunyai waktu istirahat untuk melakukan kegiatan ini.

2. Pelukan.
Pada awal bulan kelahirannya, bayi akan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.  Saat bayi masih dalamkandungan, kehangatan dan kedamaian didapatkannya dalam rahim ibu yang hangat dan nyaman.  Ketika dia terlahir ke dunia, bayi mendambakan kehangatan dan kenyamanan lewat pelukan.

Ketika orang tua memeluk sang bayi, bayi akan merasa aman, nyaman dan terlindungi.  Bayi akan merasa senang dan menikmati pelukan ibunya. Karena itu, pelukan pun menjadi kebutuhan bayi, sehingga saat kebutuhan itu datan, bayi akan mengeluarkan tanda berupa tangisan dan rengekan.

Sebagai orang tua tidak perlu takut saat memaluk bayi akan membuatnya manja.  Kedekatan dan kehangatan antara orang tua dan bayi sangat penting bagi kedekatan emosinya. Pelukan adalah salah satu cara untuk menunjukkan kasih sayang.  Pelukan juga merupakan kedekatan fisik yang menunjukkan pula kedekatan emosi yang dalam.  Ada ahli yang mengatakan bahwa pelukan dapat menurunkan rasa cemas, takut, kesepian dan emosi negatif lainnya serta berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak. Hal ini ketika anak dipeluk, anak akan mengeluarkan hormon oksitosin yang menenangkan anak dan mengurangi stress.

3. Tidur bersama.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa tidur bersama dalam satu ranjang dipercaya dapat membangun ikatan emosi yang kuat antara orang tua dan bayi.  Hal ini akan membuat bayi tidur dengan tenang. Akan tetapi tidur bersama bukan merupakan keharusan. Hal ini dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan rumah dan kondisi orang tua itu sendiri.

Ketika bayi berumur enam bulan pertama, disarankan agar bayi tidur bersama dengan orang tua.  Karena masa ini adalah pemberian ASI ekslusif. Dengan tidur dekat dengan orang tua dapat menyesuaikan pemberian ASI ekslusif, sekaligus dapat menjalin kedekatan antara ibu dan bayi.  Bahkan anjuran untuk tidur bersama tidak hanya untuk bayi berusia 6 bulan akan tetapi bayi berusia di atasnya, bahkan sampai ke anak.

4. Menjalin komunikasi.
Ketika ibu menggendong bayi, tataplah mata bayi.  Ajak si bayi dengan kata-kata lembut dan kata-kata positif.  Ceritakan apa yang ada di sekilingna, misalnya, suara apa yang didengar bayi, benda apa yang dilihat. Katakan pada bayi apa yang sedang dikerjakan, misalnya katakan pada bayi ketika sedang mengganti popok karena si dia mengompol.  Mengajak bayi berbicara akan membantu kecerdasan bayi dalam berbahasa. Dan ini sekaligus menjadi bentuk perhatian orang tua kepada bayinya. Semakin banyak komunikasi terjalin, maka akan semakin dekat hubungan orang tua dan bayi.
5. Berikan fasilitas terbaik.
Orang tua hendaknya memenuhi kebutuhan bayi seperti kebutuhan pangan, sandang juga papan.  Fasilitas tersebut hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan tahapan perkembangan bayi.  Kebutuhan sandang bayi meliputi baju, popok, kaus kaki, sarung tangan, topi, selimut, handuk dan lainnya. Untuk kebutuhan pangan seperti ASI, makanan pendamping ASI, biskuit, buah, sayuran, dan lainnya. Kebutuhan papan bayi seperti berkaitan dengan tempat tinggal, termasuk ruang tidur dan berbagai benda yang berguna untuk menstimulasi bayi seperti mainan edukasi.

Berikanlah fasilitas bayi sesuai dengan perkembangan dan kondisi si bayi. Untuk kebutuhan sandang misalnya pilih bahan lembut seperti katun atau kaus yang dikhususkan bayi baru lahir karena kulit bayi masih sangat halus dan sensitif. Sesuaikanlah kebutuhan bayi dengan perkembangannya.

6. Respons tangisan dengan tepat.
Menangis adalah cara bayi mengatakan apa yang dialaminya kepada orang-orang di sekitarnya. Menangis terjadi ketika bayi merasa lapar, haus, marah atau tidak nyaman. Karenanya ketika si bayi menangis segeralah memberinya respons.  Merespons kebutuhan bayi sama saja dengan memenuhi kebutuhan si bayi.  Apabila kebutuhannya terpenuhi, maka akan tumbuh rasa percaya diri pada orang tua dan lingkungannya.

Agar respons yang diberikan tepat, maka orang tua wajib mengenali kebutuhan bayi dengan terus berinteraksi dengannya, mengantisipasi kebutuhan bayi dan kemudian memenuhinya. Bersikap tenang ketika bayi menangis adalah salah satu cara yang membuat bayi nyaman.  Bereaksi tepat saat bayi menangis juga sama pentingnya.  Sebab reaksi untuk bayi yang menangis karena lapar akan berbeda dengan reaksi bayi karena sakit ataupun kesepian.

Kita harus mengenali juga apa yang bayi sukai dan tidak disukainya, terutama yang membuat bayi merasa nyaman, marah dan menangis.  Selama respons yang diberikan orang tua adalah tepat, orang tua tidak perlu mengkhawatirkan bahwa apa yang mereka lakukan akan membuat si bayi manja.

7. Stimulasi tepat.
Stimulasi adalah sebuah cara untuk mendorong atau memaksimalkan tumbuh kembang anak. Stimulasi sangat baik jika dilakukan sejak dini, bahkan sejak anak berada dalam kandungan kemudian dilanjutkan ketika bayi dilahirkan. Tujuan pemberian stimulasi adalah untuk memaksimalkan tumbuh kembang si anak.

Dalam setiap rentang perkembangannya, ada beberapa aspek yang perlu distimulasi. Untuk bayi yang baru lahir, alangkah baiknya jika dititikberatkan pada pengembangan kemampuan panca indranya.  Sebagai contoh, gunakan mainan berwarna yang digantung kurang lebih 30 cm untuk menstimulasi penglihatan.

Untuk bayi 2-4 bulan, bayi sudah mampu untuk berguling dan mengangkat kepala.  Gunakan stimulasi  dengan memanfaatkan mainan berbunyi yang diletakkan di sisi bayi agar mau berguling.  Langkah selanjutnya, letakkan mainan di depannya agar bayi tersebut berusaha untuk meraihnya.

Untuk usia bayi 6-8 bulan, bayi sudah mulai mampu berdiri dan merambat.  Untuk menstimulasinya, gunakan pembatas atau playpen yang dibuat dari alumunium atau kayu dengan jarak tertentu, sehingga tidak membahayakan dan dapat dimanfaatkan untuk bermain dan juga sebagai rambatan.

Untuk usia 9-12 bulan, bayi sudah mulai berjalan.  Ajaklah bayi untuk berjalan berkeliling di sekitar lingkungan terdekatnya di pagi dan sore hari, sekaligus mengembangkan ketrampilan berjalan.
Lakukan komunikasi dan kontak mata ketika menstimulasi bayi.  Dengan demikian, orang tua dan bayi akan bisa berlangsung lebih erat, sekaligus juga untuk mengetahui respons bayi. Manfaatkan mainan atau berbagai benda yang ada di sekitarnya.  Ketika stimulasi sedang berlangsung, pastikan anak sedang dalam kondisi sehat, cukup tidur, dan juga cukup makan.  Lebih baik lagi dilakukan sambil bermain atau juga melakukan kegiatan sehari-hari.

8. Nutrisi tepat.
Nutrisi sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.  Nutrisi yang tepat tidak hanya membuat anak menjadi sehat, akan tetapi menjadikannya cerdas.  Bahkan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan bayi.

Untuk bayi baru lahir, utamanya adalah ASI. Selanjutnya, setelah berusia enam bulan dapat mengonsumsi MPASI. Berikan MPASI sesuai dengan prinsip gizi cukup dan seimbang. Pilih makanan yang aman dan hindari makanan yang berisiko mencetuskan alergi seperti telur, ikan dan lainnya.