Trik Menghadapi Ketidakjelasan

Makassar--- Siswa SD di jaman sekarang mungkin sudah tidak diperkenalkan lagi pada pembagian waktu yang tegas antara musim penghujan dan musim panas. Dulu kita bisa memastikan bahwa di bulan-bulan terakhir awal tahun selalu hujan, sementara di pertengahan tahun, seperti Agustus, matahari sedang bersinar terik-teriknya.
Sekarang ini, kita tidak bisa lagi memprediksi cuaca. Tidak jarang musim kemarau panjang sekali atau sebaliknya, kita mengalami hujan sepanjang tahun. Tanpa kita sadari kita pun sudah tidak mendengarkan ramalan cuaca lagi, seperti yang masih dikerjakan oleh orang-orang yang tinggal di tempat bermusim empat. Kita sudah bisa beradaptasi dengan ketidakjelasan cuaca.

Bagaimana dengan keadaan politik, sosial, dan ekonomi? Lalu lintas yang sudah  hampir tidak pernah lancar di Jakarta, menyebabkan kita sulit membuat waktu pertemuan yang fix, kecuali datang jauh lebih awal. Situasi ini membuat kita butuh waktu lebih banyak untuk sebuah pertemuan saja.
Pertengkaran dan saling tuduh yang kita saksikan di media antara satu kelompok dengan yang lain, meninggalkan tanda tanya yang semakin lama semakin menumpuk di benak tiap individu. Ketidakjelasan yang kita telan setiap kali membaca berita kerap menimbulkan apatisme dan keengganan untuk ikut memikirkan dan meninjau kembali nilai-nilai dan idealisme kita. Dalam dunia bisnis, mau tidak mau kita pun harus selalu memikirkan, mempersiapkan diri, dan berstrategi untuk masa depan, karena kita dihadapkan pada banyak situasi ketidakjelasan. Apakah ada peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah? Apakah nilai tukar rupiah turun? Apakah suku bunga meningkat? Apakah daya beli masyarakat meningkat?
Kita bisa lihat bahwa kejelasan yang perfek memang tidak pernah akan ada. Kita tidak pernah bisa 100 persen mengontrol situasi atau menunggu semua informasi lengkap. Ketidakjelasan memang harus kita hadapi dan tidak boleh menyetop kita untuk maju dan bertindak.

Tegaskan siapa kita dan apa yang kita cari
Saat ini kita menghadapi lingkungan yang jauh lebih berat, berbeda dengan jaman orang tua kita dulu, di mana jalan raya lengang dan pegawai pulang kantor pukul dua siang hari. Kerumitan sekarang tidak terjadi di satu bagian persoalan, tetapi saling kait-mengait dan terhubung satu sama lain.
Perbaikan servis untuk meningkatkan loyalitas pelanggan tidak hanya bisa dilakukan oleh frontliners saja, tapi juga produknya harus dipikirkan dan dievaluasi proses apa yang menjadi “bottle neck”. Pebisnis harus jeli membaca kebutuhan pelanggan dan memikirkan fitur-fitur seperti apa yang bisa menarik pelanggan. Ya produknya, prosesnya, dan organisasinya, harus diperhatikan secara menyeluruh. Kita tahu bahwa kebijakan pemerintah sudah tidak mungkin disentralisasi lagi. Kenyataan ini sudah pasti membuat organisasi pemerintahan menjadi semakin kompleks, walaupun kita juga mengerti bahwa pemerintah tidak mempunyai pilihan lain.
Menghindari kerumitan sudah tidak mungkin. Kita menyaksikan atau mengalami sendiri keadaan di mana kita kemudian kalang kabut dan hanyut pada kompleksitas yang ada, tanpa kemampuan untuk menarik benang merah dari situasinya. Padahal orang yang bisa tetap melihat dengan jernih situasi yang dihadapi, berdiri di atas kompleksitas ini, barulah bisa melihat celah kesempatan, bahkan berinovasi.

Banyak orang mengatakan bahwa bila kita jelas terhadap nilai dan “purpose” yang kita sasar, kita akan tetap bisa menarik the best from the rest, meskipun dalam keadaan terburuk sekalipun. Dengan mengenal diri kita dengan baik, kita bisa menentukan posisi dan memantapkan pondasi untuk menghadapi kesulitan di saat sekarang, maupun hari-hari mendatang. Lingkungan di sekitar kita boleh saja tidak jelas, tapi bila prinsip yang kita pegang jelas, tahu apa yang kita inginkan, otomatis kita akan mampu berkomunikasi dengan lebih baik dan akan tetap dikelilingi dukungan dari orang lain yang akan senantiasa kita butuhkan dalam situasi tidak menentu.

Hindari gosip dan spekulasi
Gosip akan di re-organisasinya sebuah lembaga pemerintah menyebabkan para karyawannya resah, tidak menentu, selalu bertanya-tanya, dan sangat sensitif terhadap kabar angin. Beberapa orang bahkan berspekulasi untuk mendekati tokoh yang kelihatan akan berpengaruh di masa depan. Andaikata saja kita bisa tetap fokus pada proses bisnis atau kegiatan rutin yang sedang kita jalani dan menjaga kegiatan yang menunjang profesionalisme, kita sebetulnya tanpa sadar mengangkat diri untuk kuat bertahan menghadapi ketidakpastian. Di satu sisi, informasi memang perlu kita kejar untuk memperkuat dasar kita bertindak, namun kita tidak boleh lepas dari fokus tanggung jawab dan kesadaran untuk selalu memoles profesionalisme diri.

Justru pada saat-saat yang tidak jelas ini, sangat tepat waktu untuk melakukan fixs-ups dan clean-ups. Bila pekerjaan berkurang, tidak ada salahnya kita membenahi komputer dan file-file di dalamnya, sehingga kita lebih "siap tempur" dengan komputer yang sudah lebih sehat. Daripada  khawatir akan di PHK, kita justru bisa menjalani "checkup" kesehatan, dan kalau perlu mengikuti program peningkatan kebugaran.
Dalam keadaan sepi order, seorang CEO justru bisa mengajak pada salesman untuk banyak melakukan pertemuan dengan pelanggan. Kegiatan yang tadinya ditujukan untuk sekadar menghidupkan tali silaturahmi, seringkali malah bisa memberi masukan untuk perbaikan, bahkan menghasilkan order yang memang diharap-harapkan.

Trik Menghadapi Ketidakjelasan

Makassar--- Siswa SD di jaman sekarang mungkin sudah tidak diperkenalkan lagi pada pembagian waktu yang tegas antara musim penghujan dan musim panas. Dulu kita bisa memastikan bahwa di bulan-bulan terakhir awal tahun selalu hujan, sementara di pertengahan tahun, seperti Agustus, matahari sedang bersinar terik-teriknya.
Sekarang ini, kita tidak bisa lagi memprediksi cuaca. Tidak jarang musim kemarau panjang sekali atau sebaliknya, kita mengalami hujan sepanjang tahun. Tanpa kita sadari kita pun sudah tidak mendengarkan ramalan cuaca lagi, seperti yang masih dikerjakan oleh orang-orang yang tinggal di tempat bermusim empat. Kita sudah bisa beradaptasi dengan ketidakjelasan cuaca.

Bagaimana dengan keadaan politik, sosial, dan ekonomi? Lalu lintas yang sudah  hampir tidak pernah lancar di Jakarta, menyebabkan kita sulit membuat waktu pertemuan yang fix, kecuali datang jauh lebih awal. Situasi ini membuat kita butuh waktu lebih banyak untuk sebuah pertemuan saja.
Pertengkaran dan saling tuduh yang kita saksikan di media antara satu kelompok dengan yang lain, meninggalkan tanda tanya yang semakin lama semakin menumpuk di benak tiap individu. Ketidakjelasan yang kita telan setiap kali membaca berita kerap menimbulkan apatisme dan keengganan untuk ikut memikirkan dan meninjau kembali nilai-nilai dan idealisme kita. Dalam dunia bisnis, mau tidak mau kita pun harus selalu memikirkan, mempersiapkan diri, dan berstrategi untuk masa depan, karena kita dihadapkan pada banyak situasi ketidakjelasan. Apakah ada peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah? Apakah nilai tukar rupiah turun? Apakah suku bunga meningkat? Apakah daya beli masyarakat meningkat?
Kita bisa lihat bahwa kejelasan yang perfek memang tidak pernah akan ada. Kita tidak pernah bisa 100 persen mengontrol situasi atau menunggu semua informasi lengkap. Ketidakjelasan memang harus kita hadapi dan tidak boleh menyetop kita untuk maju dan bertindak.

Tegaskan siapa kita dan apa yang kita cari
Saat ini kita menghadapi lingkungan yang jauh lebih berat, berbeda dengan jaman orang tua kita dulu, di mana jalan raya lengang dan pegawai pulang kantor pukul dua siang hari. Kerumitan sekarang tidak terjadi di satu bagian persoalan, tetapi saling kait-mengait dan terhubung satu sama lain.
Perbaikan servis untuk meningkatkan loyalitas pelanggan tidak hanya bisa dilakukan oleh frontliners saja, tapi juga produknya harus dipikirkan dan dievaluasi proses apa yang menjadi “bottle neck”. Pebisnis harus jeli membaca kebutuhan pelanggan dan memikirkan fitur-fitur seperti apa yang bisa menarik pelanggan. Ya produknya, prosesnya, dan organisasinya, harus diperhatikan secara menyeluruh. Kita tahu bahwa kebijakan pemerintah sudah tidak mungkin disentralisasi lagi. Kenyataan ini sudah pasti membuat organisasi pemerintahan menjadi semakin kompleks, walaupun kita juga mengerti bahwa pemerintah tidak mempunyai pilihan lain.
Menghindari kerumitan sudah tidak mungkin. Kita menyaksikan atau mengalami sendiri keadaan di mana kita kemudian kalang kabut dan hanyut pada kompleksitas yang ada, tanpa kemampuan untuk menarik benang merah dari situasinya. Padahal orang yang bisa tetap melihat dengan jernih situasi yang dihadapi, berdiri di atas kompleksitas ini, barulah bisa melihat celah kesempatan, bahkan berinovasi.

Banyak orang mengatakan bahwa bila kita jelas terhadap nilai dan “purpose” yang kita sasar, kita akan tetap bisa menarik the best from the rest, meskipun dalam keadaan terburuk sekalipun. Dengan mengenal diri kita dengan baik, kita bisa menentukan posisi dan memantapkan pondasi untuk menghadapi kesulitan di saat sekarang, maupun hari-hari mendatang. Lingkungan di sekitar kita boleh saja tidak jelas, tapi bila prinsip yang kita pegang jelas, tahu apa yang kita inginkan, otomatis kita akan mampu berkomunikasi dengan lebih baik dan akan tetap dikelilingi dukungan dari orang lain yang akan senantiasa kita butuhkan dalam situasi tidak menentu.

Hindari gosip dan spekulasi
Gosip akan di re-organisasinya sebuah lembaga pemerintah menyebabkan para karyawannya resah, tidak menentu, selalu bertanya-tanya, dan sangat sensitif terhadap kabar angin. Beberapa orang bahkan berspekulasi untuk mendekati tokoh yang kelihatan akan berpengaruh di masa depan. Andaikata saja kita bisa tetap fokus pada proses bisnis atau kegiatan rutin yang sedang kita jalani dan menjaga kegiatan yang menunjang profesionalisme, kita sebetulnya tanpa sadar mengangkat diri untuk kuat bertahan menghadapi ketidakpastian. Di satu sisi, informasi memang perlu kita kejar untuk memperkuat dasar kita bertindak, namun kita tidak boleh lepas dari fokus tanggung jawab dan kesadaran untuk selalu memoles profesionalisme diri.

Justru pada saat-saat yang tidak jelas ini, sangat tepat waktu untuk melakukan fixs-ups dan clean-ups. Bila pekerjaan berkurang, tidak ada salahnya kita membenahi komputer dan file-file di dalamnya, sehingga kita lebih "siap tempur" dengan komputer yang sudah lebih sehat. Daripada  khawatir akan di PHK, kita justru bisa menjalani "checkup" kesehatan, dan kalau perlu mengikuti program peningkatan kebugaran.
Dalam keadaan sepi order, seorang CEO justru bisa mengajak pada salesman untuk banyak melakukan pertemuan dengan pelanggan. Kegiatan yang tadinya ditujukan untuk sekadar menghidupkan tali silaturahmi, seringkali malah bisa memberi masukan untuk perbaikan, bahkan menghasilkan order yang memang diharap-harapkan.
- Siswa SD di jaman sekarang mungkin sudah tidak diperkenalkan lagi pada pembagian waktu yang tegas antara musim penghujan dan musim panas. Dulu kita bisa memastikan bahwa di bulan-bulan terakhir awal tahun selalu hujan, sementara di pertengahan tahun, seperti Agustus, matahari sedang bersinar terik-teriknya.
Sekarang ini, kita tidak bisa lagi memprediksi cuaca. Tidak jarang musim kemarau panjang sekali atau sebaliknya, kita mengalami hujan sepanjang tahun. Tanpa kita sadari kita pun sudah tidak mendengarkan ramalan cuaca lagi, seperti yang masih dikerjakan oleh orang-orang yang tinggal di tempat bermusim empat. Kita sudah bisa beradaptasi dengan ketidakjelasan cuaca.

Bagaimana dengan keadaan politik, sosial, dan ekonomi? Lalu lintas yang sudah  hampir tidak pernah lancar di Jakarta, menyebabkan kita sulit membuat waktu pertemuan yang fix, kecuali datang jauh lebih awal. Situasi ini membuat kita butuh waktu lebih banyak untuk sebuah pertemuan saja.
Pertengkaran dan saling tuduh yang kita saksikan di media antara satu kelompok dengan yang lain, meninggalkan tanda tanya yang semakin lama semakin menumpuk di benak tiap individu. Ketidakjelasan yang kita telan setiap kali membaca berita kerap menimbulkan apatisme dan keengganan untuk ikut memikirkan dan meninjau kembali nilai-nilai dan idealisme kita. Dalam dunia bisnis, mau tidak mau kita pun harus selalu memikirkan, mempersiapkan diri, dan berstrategi untuk masa depan, karena kita dihadapkan pada banyak situasi ketidakjelasan. Apakah ada peraturan baru yang dikeluarkan pemerintah? Apakah nilai tukar rupiah turun? Apakah suku bunga meningkat? Apakah daya beli masyarakat meningkat?
Kita bisa lihat bahwa kejelasan yang perfek memang tidak pernah akan ada. Kita tidak pernah bisa 100 persen mengontrol situasi atau menunggu semua informasi lengkap. Ketidakjelasan memang harus kita hadapi dan tidak boleh menyetop kita untuk maju dan bertindak.

Tegaskan siapa kita dan apa yang kita cari
Saat ini kita menghadapi lingkungan yang jauh lebih berat, berbeda dengan jaman orang tua kita dulu, di mana jalan raya lengang dan pegawai pulang kantor pukul dua siang hari. Kerumitan sekarang tidak terjadi di satu bagian persoalan, tetapi saling kait-mengait dan terhubung satu sama lain.
Perbaikan servis untuk meningkatkan loyalitas pelanggan tidak hanya bisa dilakukan oleh frontliners saja, tapi juga produknya harus dipikirkan dan dievaluasi proses apa yang menjadi “bottle neck”. Pebisnis harus jeli membaca kebutuhan pelanggan dan memikirkan fitur-fitur seperti apa yang bisa menarik pelanggan. Ya produknya, prosesnya, dan organisasinya, harus diperhatikan secara menyeluruh. Kita tahu bahwa kebijakan pemerintah sudah tidak mungkin disentralisasi lagi. Kenyataan ini sudah pasti membuat organisasi pemerintahan menjadi semakin kompleks, walaupun kita juga mengerti bahwa pemerintah tidak mempunyai pilihan lain.
Menghindari kerumitan sudah tidak mungkin. Kita menyaksikan atau mengalami sendiri keadaan di mana kita kemudian kalang kabut dan hanyut pada kompleksitas yang ada, tanpa kemampuan untuk menarik benang merah dari situasinya. Padahal orang yang bisa tetap melihat dengan jernih situasi yang dihadapi, berdiri di atas kompleksitas ini, barulah bisa melihat celah kesempatan, bahkan berinovasi.

Banyak orang mengatakan bahwa bila kita jelas terhadap nilai dan “purpose” yang kita sasar, kita akan tetap bisa menarik the best from the rest, meskipun dalam keadaan terburuk sekalipun. Dengan mengenal diri kita dengan baik, kita bisa menentukan posisi dan memantapkan pondasi untuk menghadapi kesulitan di saat sekarang, maupun hari-hari mendatang. Lingkungan di sekitar kita boleh saja tidak jelas, tapi bila prinsip yang kita pegang jelas, tahu apa yang kita inginkan, otomatis kita akan mampu berkomunikasi dengan lebih baik dan akan tetap dikelilingi dukungan dari orang lain yang akan senantiasa kita butuhkan dalam situasi tidak menentu.

Hindari gosip dan spekulasi
Gosip akan di re-organisasinya sebuah lembaga pemerintah menyebabkan para karyawannya resah, tidak menentu, selalu bertanya-tanya, dan sangat sensitif terhadap kabar angin. Beberapa orang bahkan berspekulasi untuk mendekati tokoh yang kelihatan akan berpengaruh di masa depan. Andaikata saja kita bisa tetap fokus pada proses bisnis atau kegiatan rutin yang sedang kita jalani dan menjaga kegiatan yang menunjang profesionalisme, kita sebetulnya tanpa sadar mengangkat diri untuk kuat bertahan menghadapi ketidakpastian. Di satu sisi, informasi memang perlu kita kejar untuk memperkuat dasar kita bertindak, namun kita tidak boleh lepas dari fokus tanggung jawab dan kesadaran untuk selalu memoles profesionalisme diri.

Justru pada saat-saat yang tidak jelas ini, sangat tepat waktu untuk melakukan fixs-ups dan clean-ups. Bila pekerjaan berkurang, tidak ada salahnya kita membenahi komputer dan file-file di dalamnya, sehingga kita lebih "siap tempur" dengan komputer yang sudah lebih sehat. Daripada  khawatir akan di PHK, kita justru bisa menjalani "checkup" kesehatan, dan kalau perlu mengikuti program peningkatan kebugaran.
Dalam keadaan sepi order, seorang CEO justru bisa mengajak pada salesman untuk banyak melakukan pertemuan dengan pelanggan. Kegiatan yang tadinya ditujukan untuk sekadar menghidupkan tali silaturahmi, seringkali malah bisa memberi masukan untuk perbaikan, bahkan menghasilkan order yang memang diharap-harapkan.

Fakta Tentang Orgasme yang Mungkin Belum Anda Tahu

Makassar-- Banyak pasangan yang melakukan segala cara agar bisa mencapai orgasme saat bercinta, bahkan ada yang memalsukannya. Orgasme memang merupakan titik tertinggi kenikmatan seks yang paling diinginkan setiap pasangan.

Tapi apakah Anda tahu, berapa lama durasi orgasme, apa yang dirasakan saat orgasme dan dari mana asal kata orgasme? Berikut ini fakta-fakta menarik seputar orgasme, seperti yang dikutip wolipop.com  dari Intimate Medicine.

1. Durasi Orgasme
Orgasme pada pria biasanya berlangsung selama 4 detik, sementara pada wanita bisa sampai 15 detik. Pria mencapai orgasme lebih cepat dari wanita, bahkan perbedaannya bisa sampai 1-10 menit. Wanita biasanya baru mencapai orgasme setelah 20 menit penetrasi seks.

2. Orgasme Bisa Timbulkan Rasa Sakit
Orgasme dan rasa sakit berada di bagian yang sama dalam otak. Itulah sebabnya, beberapa orang terlihat tidak menikmati dan seperti menahan rasa sakit saat orgasme. Orgasme memang bisa saja menimbulkan rasa sakit pada vagina, tapi karena respon kesenangan yang begitu besar, rasa sakit itu tertutupi saat orgasme.

3. Orgasme Bisa Terjadi Saat Tidur
Beberapa orang pernah ditemukan mengalami orgasme saat tidur, atau yang disebut dengan nocturnal orgasm. Hal ini bisa terjadi, akibat akumulasi rangsangan seksual (secara fisik maupun psikis) yang tidak tersalurkan dalam hubungan seksual, sehingga terjadi pelepasan dalam bentuk orgasme saat tidur.

4. Intensitas Orgasme Berbeda Pada Setiap Orang
Dikutip dari Wikipedia, sensasi orgasme berbeda pada setiap individu pada waktu yang berbeda. Terkadang orgasme merupakan gelombang sensasi yang meletup-letup, sementara lainnya lebih ringan, halus dan tidak terlalu kuat.

5. Orgasme Membakar Kalori
Saat mengalami orgasme, tubuh memang hanya membakar 3 kalori. Tapi kalori terbuang lebih banyak saat pasangan berusaha mencapainya; yaitu saat foreplay dan penetrasi seks. Terhitung kalori hilang hingga 50 pada aktivitas ini.

6. Orgasme Baik untuk Kesehatan
Orgasme memiliki beberapa dampak positif bagi kesehatan, salah satunya memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit. Orgasme juga bisa mencegah penyakit pada pembuluh darah bahkan kanker. Hal ini karena, setelah orgasme, tubuh menjadi rileks dan menghilangkan efek buruk karena stres.

7. Orgasme Menyehatkan Area Vital
Pasangan yang mencapai orgasme secara rutin setiap berhubungan seks, akan memiliki banyak keuntungan terhadap kesehatan genital mereka. Pada pria, orgasme bisa mencegah kanker prostat, dan impotensi. Sementara pada wanita, orgasme bisa menguatkan tulang panggul dan otot vagina.

8. Asal Kata Orgasme
Orgasme berasa dari bahasa Yunani; 'orgasmos' yang berarti terangsang atau berhasrat.

9. Orgasme Bisa Sebabkan Kematian
Statistik menunjukkan, orang lebih berisiko meninggal saat berhubungan seksual jika melakukan penetrasi seks bukan dengan pasangan resminya. Atau dengan kata lain, saat mereka bercinta dengan selingkuhannya. Secara statistik juga tercatat, pria cenderung lebih rentang mengalami kematian saat bercinta dibandingkan wanita. Tapi jangan khawatir, kematian karena bercinta terbilang langka; hanya sedikit kasus yang terjadi dalam setahun.